Denpasar (14/9/2013) Hampir semua perguruan tinggi di Indonesia melakukan perpeloncoan dan tekanan fisik saat kegiatan OSPEK. Bahkan tak sedikit dari beberapa perguruan tinggi telah menelan korban mahasiswa baru akibat hukuman berlebih. OSPEK sering identik dengan kekerasan dan perpeloncoan di Indonesia, jauh dari kesan mendidik. Berbeda dengan model OSPEK pada umumnya, di Sekolah Tinggi Agama Islam Denpasar melakukan OSPEK yang dikenal dengan Orientasi Pengenalan Akademik (OPAK) dilakukan dengan kesan yang berbeda, menggembirakan dan mendidik. “Tak boleh ada kekerasan dalam bentuk apapun untuk peserta OPAK”, tegas Mahrusun, Ketua STAI Denpasar.
“OPAK bertujuan untuk mengenalkan kampus dan membentuk mahasiswa sebagai generasi yang cerdas dan berwawasan budaya” lanjutnya dalam sambutan upacara pembukaan OPAK (14/9). OPAK bertujuan untuk membentuk karakter mahasiswa sebagai generasi yang cerdas, profesional, dan berwawasan budaya. Penutupan OPAK akan dilaksanakan pada Minggu (15/9) dengan drama pentas seni dan api unggun. Sementara itu pada Sabtu (14/9) diisi dengan berbagai materi seperti pengenalan kurikulum hingga tentang literasi media.
Perguruan Tinggi Islam yang terletak tak jauh dari terminal Ubung ini merupakan satu-satunya Perguruan Tinggi berbasis Islam di Bali. Ada tiga jurusan; Kependidikan Islam, Ekonomi Syariah, dan Pendidikan Agama Islam sebagai salah satu pusat unggulan kajian Islam di Bali.