G
N
I
D
A
O
L

In Beyond Side: Ujian Skripsi 2023 STAI Denpasar

Suasana kumpul bareng sebelum memasuki ruang sidang Munaqasah

Kami Bertanggung Jawab atas Apa yang Kami Ajarkan tidak untuk Apa yang Kamu Mengerti.

Demikian kalimat ini umumnya menjadi jimat para penguji skripsi. Dalam bahasa lain bapak Jumari, S.P., M.Pd., di Ruang Sidang mengungkapkan bahwa kami hadir di majelis karena dibayar untuk mencari kesalahan. Agar kebenaran tumbuh rekah di taman-taman peradaban manusia yang unggul.

Dua hari berjalan ujian skripsi. Aura suasana peserta ujian penuh emosional. Air muka mahasiswa ujian tidak jarang meleleh di ruang sidang — setelah selesai menjalani ujian.

Satu sisi mungkin air mata kegembiraan. Sisi lain mungkin perasaan perjuangan yang tidak mudah selama perjalanan menapaki jenjang akademiknya. Namun, saya yakini sebagai bentuk ekspresi kegembiraan atas hasil yang mereka capai.

Terbukti, ada peserta ujian yang hadir bersama orang tuanya memberikan bingkisan para penguji di Majelis I. Bukan gratifikasi. Tapi sekadar kenang kenangan buat dewan penguji.

Saat menerima bingkisan saya sampaikan, “kamu harus membayar biaya yang seharusnya tidak kamu tanggung. Maka saat ini kamu sedang belajar tentang kemurahan hati,” tegas dan serius saya tatap dengan tajam wajah si mahasiswi tersebut. Dengan merunduk ia menjawab, “terima kasih semuanya, bapak,” jawaban lirihnya.

Begitulah adanya. Di luar sisi kegiatan majelis yang sangat formal dan mulia. Terdapat sisi lain buah yang dapat dipetik, dan perilaku yang menuntun. Dan sukses bagi kita semua.