Sabtu, 26 Oktober 2024 Yayasan Al Ma’ruf Denpasar bersama Jam’iyyah Istighotsah Siroojuth Thoolibiin Jampes Denpasar menyelenggarakan Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw dan Hari Santri Nasional bertemakan “Santri Meneladani Akhkak Nabi Demi Keharmonisan NKRI” di halaman Sekolah Tinggi Agama Islam Denpasar Bali.
Hadir memberikan ceramah agama KH. Alawi Nurul Alam Al Bantani menyampaikan diawal ceramahnya bahwa “istighotsah bukanlah tujuan, tapi hanya wadah, perahu untuk dapat mencapai tujuan. Istighotsah memiliki wilayah khusus, ia seperti pusaka.” Ungkapnya
Kemudian “beliau mengutip ayat pertama turun adalah iqra, memiliki makna untuk membaca informasi dan data.”
“Ayat tersebut memberikan kita pelajaran mengenai antara berita dengan orang yang menerima berita. “
“Zaman dinasti Abbasiyah adalah zaman menterengnya Kuffah dan Bahsrah di Irak yang memiliki banyak ulama ternama tercatat pada kitab-kitab baik fatwa maupun akhlaknya. Akan tetapi ada yang tidak tercatat pada abad ke 4 H yang ia dikatakan seorang bangsawan dan mujtahid bernama Ahmad bin Isa dan Ubaidillah bin Ahmad pada abad ke 3 dan 4 baik kelahiran dan sejarah keilmuannya baik nyantri dimana atau gurunya siapa, namun baru tercatat pada abad ke- 9.”
“Jawabannya adalah karena tidak pernah terlahirkan dimuka bumi.” Tegas Kiai produktif yang telah menghasilkan lebih dari delapan puluh buku
“Para ulama tercatat dari keilmuannya melalui kealimannya, fatwa, dan akhlaknya. Sholeh itu hubungannya dengan ruhani dan harus juga banyak membaca disertai berpikir ilmiah.”
“Imam Syafi’i lahir pada 150 H pada usia 7 tahun beliau hafal Alquran, pada usia 10 tahun beliau hafal kitab Muwatho karangan Imam Malik dan usia 15 tahun beliau menghafal 5000 syair, semua riwayatnya sampai kepada kita dan keterangannya ada bahkan lengkap.
Beliau kelahirannya beda 150 tahun dengan Ahmad bin Isa Al Muhajir. Kenapa tidak dia tercatat?” Tegasnya
Pembacaan istighotsah dipimpin langsung oleh Pengasuh Jam’iyyah Istighosah Siroojuth Thoolibiin Jampes Denpasar Ir. KH. Agus Thoha Al Amnan yang juga Mustasyar PWNU Bali.
Turut hadir dalam acara tersebut Pembina Yayasan Al Ma’ruf Hj. Suryani, Ketua Yayasan Badiatussholihah, MM, Ketua PCNU Kota Denpasar H. Suryadi, Ketua STAI Denpasar Bali Dr. Sudarsono, M.Pd.I, Dosen Senior Drs. H. Mahrusun, M.Pd.I, Jumari, SP. M.Pd, Dr. H. Arjiman, M.Pd, Kaprodi MPI Nur Wahyudi, S.Pd.I, MHI, Kaprodi ES Sahrial Ardiansyah, SHI. MH, Ketua MWC NU Denpasar Utara Nur Hadi. (SA)