G
N
I
D
A
O
L

STAI Denpasar Kiai dan Ulama NU Bali untuk Indonesia

STAI Denpasar bersama rombongan PCNU Denpasar napak tilas kiai dan ulama NU dari Bali–bergabung dalam peringatan Satu Abad NU di Stadion Delta, Sidoarjo terkonfirmasi sejumlah 1010 jamaah. Rombongan terdiri dari 23 bus dan 12 angkutan pribadi.

Rombongan berangkat pada tanggal 6 Februari 2023 pukul  06.00 dengan titik kumpul wilayah Bali Selatan    terminal Ubung, Denpasar. Jamaah putra disarankan menggunakan  baju putih dengan pakaian bawah sarung, dan peci hitam. Sedangkan selama perjalanan kostum yang dipakai jamaah kondisional. Jamaah muslimah memakai kostum syar’i selama perjalanan dan pada acara berlangsung.

Teknis perjalanan berangkat dari Denpasar langsung menuju Sidoarjo, tepatnya di Stadion Delta untuk mengikuti puncak acara Satu Abad NU pada 7 Februari 2023 hingga menjelang tengah hari.

Jamaah kembali ke bus pada pukul 13.00, 7 Februari 2023 untuk melanjutkan perjalanan Ziarah ke Makam  KH. Abdul Hamid, Pasuruan dan KH As’ad Syamsul Arifin, Asembagus, Situbondo  sembari perjalanan pulang menuju pulau Bali.

Adapun peserta riil yang terkonfirmasi lewat Dinansyah, perwakilan   Karangasem sebagaimana berikut ini: 1. PCNU Tabanan 3 bus terisi 150 orang; 2. PCNU Denpasar 7 bus berjumlah 315 orang; 3. PCNU Badung 2 bus 90 orang; 4. PCNU Jembrana 3 bus dan 2 mobil pribadi berjumlah 169 orang; 5. PCNU Buleleng 3 bus dan 1 Hiace terisi 140 orang; 6. PCNU Karangasem 1 bus kapasitas 45 orang; 7. Ansor dan Banser 2 bus 90 orang; 8. Fatayat NU dan Panitia Shalawat 1 abad NU Bali 1 bus muat 45 orang; 9. PWNU, Banom dan lembaga 1 bus dan 6 kendaraan pribadi  berangkat 65 orang.

Total jumlah kendaraan 23 bus, 12 kendaraan pribadi, dan total jumlah jamaah 1010 jiwa. Titik kumpul masing-masing kabupaten/kota sesuai koordinasi sebelum keberangkatan rombongan.

Dalam kesempatan ini rombongan berasal dari Kodya Denpasar dilepas oleh Walikota Denpasar dan Kapolres Denpasar.

Dalam sambutan Walikota Denpasar, I.G.N. Jaya Negara, S.E. mengucapkan selamat dalam peringatan Satu Abad NU. Jaya Negara mendoakan rombongan, “Semoga perjalanan menuju tempat acara hingga kepulangan dilindungi Tuhan Yang Maha Esa,” pungkasnya.

Antusiasme warga NU Bali dalam
peringatan Satu Abad NU mengingatkan titik balik dikenalkannya NU kepada warga muslim Bali pada tahun 1933 oleh utusan KH. Wahab Chasbullah di kabupaten Jembrana. Juga kehadiran KH Wahab Chasbullah di kabupaten Klungkung pada tahun 1955.

Secara kultural warga muslim Bali, khususnya Jembrana, Klungkung, dan Karangasem yang menjadi salah satu wilayah sebagai tonggak muslim Bali, telah lama amaliyah ibadahnya ala Ahlussunah Waljamaah.

Hal itu berkat para Kiai, ulama, dan para guru di madrasah, masjid, surau yang ada di Bali sudah sejak lama bersinergi dengan  para ulama Sunni, baik dengan para Kiai Sepuh Nusantara, Timur Tengah saat terbentuknya Batavia, dan Sunda Kelapa berkuasa.

Terlebih lagi dengan datangnya benteng dari Nahdlatul Wathan (1916), Taswirul Afkar (1918), Nahdlatul Tujjar, yang bergerak di Sunda Kelapa Wilayah Timur hingga beberapa tahun pasca kemerdekaan, amaliyah kaum nahdliyin Bali tak mudah tergerus oleh perubahan zaman hingga saat ini.

Situs-situs pesantren, madrasah formal maupun non-formal, khususnya di ketiga wilayah tersebut hingga kini masih tetap eksis dan berkelanjutan yang dapat ditemukan hingga kini.

Kemudian berdasarkan catatan penulis, sejak awal tahun 90-an bersamaan berjalannya waktu karena mobilitas penduduk muslim dari berbagai wilayah Indonesia yang menetap di Bali, maka berbagai situs yang dimaksud di atas kian menjadi kebutuhan umat juga diprakarsai oleh warga NUsendiri.

Itulah perjalanan panjang yang terukir jelas di benak warga NU Bali. Haflah Satu Abad NU saat ini terasa sayang bila lewat tanpa pesan.

Kehadiran warga NU Bali di Stadion Delta, Sidoarjo adalah sebagai bentuk kesaksian sekaligus wujud tekat kesiapan warga NU Bali dalam, “Mendigdayakan Nahdlatul Ulama Menjemput Abad Kedua Menuju Kebangkitan Baru,” (Imam Muhayat, Denpasar, 6 Februari 2023).